Kamis, 26 Maret 2015

TIPS MEMILIH KACAMATA SESUAI BENTUK WAJAH

Hollaa, buat kamu - kamu yang pengen beli kaca mata boleh loh baca ini dulu buat referensi kira-kira model gimana sih yang cocok sama wajah kamu, yoi bentuk wajah itu ternyata ngaruh banget sama model kacamata yang kita mau pakai. Salah salah milih bentuk bingkai kaca mata ntar malah bikin wajah enggak maksimal deh, nih aen post tips nyari kacamata sesuai bentuk wajah sama warna kulit mu.

Bentuk Wajah :

Wajah Bulat
Do:
•Bingkai memanjang, sudut tajam
•Bingkai garis atasnya cukup tinggi
Nose pad-nya bening
Don’t:
•Hindari bingkai bulat

Wajah Oval
Do:
•Bingkai siluetnya sama atau lebih lebar dari bagian muka terlebar
•Ukurannya sewajrnya, jangan terlalu besar juga
Don’t:
•Hindari bingkai yang garis atasnya terlalu rendah

Wajah Persegi
Do: 
•Bingkai siluetnya oval dengan sudut melengkung
•Bingkai memanjang (horisontal)
•Boleh yang ada aksen di bagian atas
•Bingkai oval dengan aksen di tengah
Don’t:
•Hindari bingkai yang bagian bawahnya lurus, pilih yang agak melengkung 

Wajah Segitiga
Do:
•Pilih bingkai yang fokus di daerah mata dengan siluet melebar
•Bagian atas bingkai yang ada aksennya atau berkesan agak berat, tapi bagian bawahnya agak 
lengkung/lembut.
•Aksen/warna yang cukup berani
•Bingkai bagian atasnya tinggi, atau pilih bingkai pada bagian atas saja, atau boleh juga 
cat eye shape (ujung luarnya naik)
Don’t:

•Hindari bingkai yang bagian atasnya rendah.

Wajah oblong (persegi panjang)
Do:
•Siluet bingkai melebar ke bawah, supaya wajah tampak lebih pendek
•Bingkai berbentuk bulat, melebar, atau dengan garis mendatar yang cukup kuat
•Bingkai dengan detail di bagian atas
•Pilih yang low bridge (berkedudukan pendek)
Don’t:
•Bingkai berbentuk pipih
•Model kacamata tidak berbingkai.


Warna Kulit Wajah :
  •   Warna Kulit Terang: Bagi kamu yang memiliki warna kulit putih atau kuning, semua warna bingkai kacamata bisa kamu gunakan.
  • Warna Kulit Coklat atau Sawo Matang: Akan sangat cocok, jika kamu memilih frame atau bingkai dengan warna krem atau coklat.
  • Warna Kulit Gelap: pilih bingkai dengan warna-warna yang menyejukkan seperti biru atau merah maroon. Untuk warna casual, kamu dapat memilih warna metalik.


MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL - SIA II

Masuk semester baru, mata kuliah baru dan tentunya tugas baru.
Gue kedapetan ngebahas tentang Sistem Pengendalian Internal di makul SIA 2 kali ini, let's see ...



BAB I
PEMBAHASAN MATERI
PENGENDALIAN INTERNAL AKUNTANSI TRADISIONAL TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL BASIS INFORMASI AKUNTANSI

A.                Landasan Teori
Sebelum mengenal lebih lanjut sistem pengendalian internal akuntansi berbasis informasi (sistem informasi akuntansi ) pada diskusi ini kami akan membahas sistem pengendalian internal secara tradisional atau manual, menurut Mulyadi 2001 dalam bukunya Sistem Akuntansi, dan sistem pengendalian internal dalam buku Sistem Informasi Akuntansi dalam buku  James Hall 2004 :

A.1                        Pengendalian Internal Manual, Tradisional:
                  Menurut Mulyadi 2001, tujuan pengendalian internal ialah:
1.      Menjaga kekayaan perusahaan
2.      Mengecheck ketelitian pengendalian akuntansi
3.      Mendorong efisiensi
4.      Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Tujuan diatas mendorongnya kualitas sistem informasi akuntansi, dimana menurut Mulyadi 2001:  akuntansi yang berkualitas dengan informasi yang:
1.      Akurat,
2.      Relevan
3.      Tepat waktu
4.      Lengkap
Ditambahi dengan kualitas lainnya menurut Romney 2008:
1.      Dapat dipahami
2.      Dapat diverifikasi
Semua itu  harus memenuhi Syarat – syarat pengendalian internal sebagai berikut:
1           Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas
2           Sistem wewenang & prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan  yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya
3           Praktek sehat dalam melaksanakan pekerjaan dan fungsi setiap organisasi
4           Karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

A.2                        Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi

Dari dasar pengendalian internal secara tradisional dapat kita simpulkan, studi kita dalam pengendalian internal berdasarkan SAS 78, yaitu Otorisasi Pengendalian, pemisahan tugas, pengawasan. Pengendalian akses, catatan akuntansi yang memadai, dan verifikasi independen.
     
      Aktifitas aktifitas pengendalian ini muncul dalam menanggapi resiko fundamental, yang dalam skenario teknologi berbeda juga akan berubah sifatnya, tetapi tidak menghilangkan tujuan dasar pengendalian internal secara tradisional dan berbasis informasi teknologi.

Dijelaskan bahwa Pengendalian Internal Berbasis Informasi, menurut James A. Hall 2004 ialah:

1.               Otorisasi Transaksi
Secara tradisional proses otorisasi hanya memproses transaksi yang sah dalam ruang lingkup otoritas yang telah ditentukan:
     
Contoh: dalam sistem pembelian manual, pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk ketika tingkat persediaan mencapai titik pemesanan kembali memerlukan otorisasi oleh Jawatan lebih tinggi seperti mana digambarkan flowchat pembelian barang dan prosedur pihak – pihak yang terkait disemester lalu kita pelajari.
Beda dengan lingkungan CBIS, computer based information system, atau sistem informasi Akuntansi berbasis computer, transaksi seringkali di otorisasi oleh peraturan yang sudah terprogram dalam program komputer.
Misalnya: sebuah sistem pembelian akan menentukan kapan, berapa banyak dana dari pemasok mana persediaan – persediaan tersebut dipesan. Transaksi tersebut dapat dilakukan secara otomatis tanpa melibatkan manusia. Namun demikian sulit untuk untuk menentukan apakah transaksi ini sesuai dengan keinginan manusia, dan tentu saja proses produk pesanan tidak harus dilakukan pasokan barang setiap saat karna memerlukan tempat penyimpanan yang lebih lanjut walaupun di database informasi menentukan untuk meng-order kembali bahan mentah yang telah habis tersebut (atau perusahaan hanya membeli pasokan bahan baku ketika dibutuhkan atau tidak), atau persediaan dibeli oleh pemasok yang telah disetujui,  karna prosedur otorisasi otomatis pembelian ini tidak diawasi oleh pihak manajemen.
                                    Dalam lingkungan pengendalian internal berbasi sistem informasi dibutuhkan tanggung jawab otorisasi yang tepat terletak pada ketepatan dan integritas program komputer yang melakukan tugas ini.

2.               Pemisahan Tugas
Dalam sebuah sistem manual akuntansi, salah satu bentuk pengendalian internal ialah pemisahan tugas tugas yang bertentangan selama proses transaksi oleh satu otorisasi ke otorisasi yang lain.
Para individu  diberikan tanggung jawab masing – masing seperti terlampir di Job Descriptionnya masing – masing dimana penipuan hanaya bisa  terjadi jika ada kolusi dari dua individu atau lebih yang tidak saling bersesuaian tugas – tugasnya
Namun pada lingkungan CBIS atau Sistem Informasi Akuntansi tidak sama dengan manual, bahwasanya sebuah program komputer dapat melakukan banyak tugas yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan manual,
Contoh : sebuah program komputer dapat mengotorisasi  pembelian, proses pesanan pembelian, dan rekord untuk utang usaha, ketika faktur Produk Pesanan/Job Order masuk di entry oleh End User (Data Entry) sebuah program dapat merekonsiliasi ke pesanan pembelian, dan menentukan jumlah hutang yang akan dibayar/ kas yang akan dibayar dan mencetak form pembayaran/utang.
Ini bukan berarti pemisahan tugas tidak berperan dalam lingkungan sistem informasi akuntansi berbasi CBIS, namun penekanan pengendalian bergeser ke aktifitas - aktifitas yang dapat mengancam integritas aplikasi,
Maka fungsi – fungsi programlah yang harus terpisah seperti, aktifitas pengembangan program, operasi program, dan pemeliaharaan program, yang ada pada sistem informasi akuntansi yakni DBS (database manajemen sistem) yang mengawasinya ialah DBA database administrator yang sudah dirancang oleh programer.
3.                              Pengawasan
Bahwasanya perusahaan membutuhkan dan mempekerjakan personel
Personel yang “kompeten dan dapat dipercaya” mendukung efisiensi pengawasan , karna perusahaan dapat membangun jangkauan pengendalian, dimana seorang manajer dapat mengawasi beberapa karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibawah tanggung jawabnya, dalam sistem manual pengendalian cenderung bersifat langsung dimana manajer dan lini-lini karyawannya berada pada satu lokasi fisik yang sama.
Dalam lingkungan CBIS, terwujudnya sistem informasi akuntansi yang berteknologi komputerisasi pengawasan harus lebih besar untuk beberapa alasan:
1.      Teknologi pemroresan data menjadi sebuah informasi pada komputer menciptakan lingkungan yang semakin rumit, menuntut adanya karayawan dengan keahlian yang unik dan ber Hi-Tech ataupun melek teknologi dan Basis Data Informasi.
2.      Sebagian profesional sistem, berada dalam posisi otoritas yang mengizinkan akses langsung dan tidak terbatas ke berbagai program dan data organisasi, dimana contoh: akses oleh Password dan ID yang dapat diperoleh untuk mengoleksi data dan informasi dalam pekerjaan.
3.      Alasan ketiga, ketidakmampuan pihak manajemen untuk mengamati para karyawan secara memadai dalam lingkungan CBIS.
Contoh: Dimana personel pemroresan data (DBA) mungkin berdomisili di beda tempat dengan Pengguna, menjalankan fungsi mereka dari jauh secara elektronik, jadi pengendalian – pengendalian pengawasan dirancang untuk mengompensasi kurangnya pengawasan secara langsung.
4.               Catatan Akuntansi
Dalam akuntansi manual, organisasi harus menyimpan catatan akuntansi dalam bentuk dokumen asli/arsip/sumber, jurnal dan buku besar, serta laporan – laporan keuangan. Catatan – catatan tersebut menjadi jejak audit untuk informasi – informasi uang dapat digunakan menelusuri transaksi saat dimulai sampai pada disposisi terakhir, dalam wujud kualitas sistem informasi akuntansi yang dapat diverifikasi.
Dalam akuntansi berbasis sistem informasi database/komputerisasi CBIS, catatan – catatan tersebut tidak diperlukan fisihknya, namun diperlukan softcopynya berbentuk PDF, XPS, JPEG,dll lalu di filekan secara magnetis diberbagai alat penyimpanan besar seperti Filezilla dan macam – macam storage lainya.
Jurnal dalam makna tradisional tidak ada dalam lingkungan CBIS, namun sebagai gantinya ayat jurnal atau catatan transaksi yang sesuai sering dipisahkan dan disimpan dalam file basis data yang dinormalisasi. Jejak audit untuk mengverifikasi antara catatan magnetis ini bisa berupa pointer, teknik hashing, indeks dan kunci yang dilekatkan.  Untuk memenuhi tanggung jawabnya pihak manajemen perusahaan, akuntan, auditor harus memahami prinsip – prinsip operasional dari sistem manajemen data yang digunakan tersebut.
5.               PENGENDALIAN AKSES
Akses ke aktiva perusahaan ataupun Keuangan perusahaan yang ada disistem harus dibatasi hanya pada personel yang memiliki otoritas seperti penggunaan USER ID dan PASSWORD, terdapat dua ancaman pada sistem informasi akuntansi: ancaman penipuan komputer dan bencana alam.


BAB II
PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM INFORMASI AKUNTASI YANG BAIK
B.                 Proses Pengendalian Internal yang baik pada Sistem Informasi Akuntansi
Untuk mencegah terjadinya kerugian – kerugian dalam pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi,setelah mengetahui pengendalian internal secara manual oleh mulyadi, kita jelaskan pengendalian internal pada sistemnya informasi nya menurut James A. Hall sebagai berikut:
B1.      Keamanan Sistem Operasi  
            Keamanan sistem operasi melibatkan kebijakan, prosedur dan pengendalian yang menentukan siapa saja yang dapat mengakses sisem operasi, sumber daya (file, program, printer) dan tindakan apa saja yang dapat mere lakukan.
            Berikut dibawah ini komponen kemanan yang terdapat pada sebuah sistem operasi:
1.      Prosedur LOG- ON, sistem pengendalian ID dan kata sandi yang diwajibkan untuk akses masuk oleh user yang berotorisasi
2.      Kartu Akses, semua informasi batasan batasan akses pengguna terdapat pada sistem informasi dalam kartu akses, berfungsi untuk meyetujui semua tindakan yang berusaha dilakukakn oleh pengguna terhadap sesi tersebut.
3.      Daftar Pengendalian Akses, seperti direktori , file program dan printer dikendalikan oleh sebuah daftar akses setiap sumber daya. Daftar  ini mendefinisikan hak istimewa akses untuk semua pengguna sumber daya yang sah.
4.      Pengendalian akses diskresioner, dimana administrator pusat biasanya menentukan siapa yang memperoleh akses ke sumber daya sistem operasi tertentu dan mempertahankan daftar pengendalian aksesnya.

Namun para pemilik sumber daya dalam daftar akses ini dapat diberikan pengendalian akses diskresioner, yang memungkinkan mereka bisa memberikan hak istimewa kepada pengguna lainnya.
Misalnya: kontroler yang berhak atas buku besar umum, memberikan hak istimewanya untuk dibaca (read only) kepada jabatan yang lain diberikan hak istimewa tersebut.
            B2.      Pengendalian terhadap Virus dan Program dekstruktif lainnya
Virus dan program – program penghancur lainnya dapat merugikan informasi yang terdapat pada sistem informasi akuntansi, maka layak diberikan piranti lunak yang asli dan bersegel, menginstal dan upgrad antivirus dan pencegahan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta Pusat : Salemba Empat, 2004
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat,2001

Semoga bermanfaat :)